Mak Nyusnya Ceker Lapindo Sidoarjo

Bagi sejumlah orang, ceker (kaki ayam) itu sumber pangan yang dianggap njijiki (menjijikkan). Justru, Redi Indrawan Prihanto punya pendapat lain. Menurut mantan praktisi HRD di hotel berbintang ini, ceker bisa menjadi bahan pangan yang lezat sekaligus sumber omzet yang mak nyus.
Bermula dari 28 Juni 2008, Redi membuka usaha masakan serba ceker ayam di alun-alun Sidoarjo. Saya ingin mengedukasi orang, bahwa banyak manfaat yang kita dapatkan bila rutin mengonsumsi ceker. Tahukah Anda, kalau ceker mengandung kolagen dalam jumlah besar. Artinya, bila orang dewasa rutin mengonsumsi ceker bisa membuat awet muda. Untuk bayi, ceker berfungsi optimal untuk pertumbuhan tulang. Bagi yang sepuh (lansia), ceker bisa mencegah osteoporosis. Kalau kita tahu semua manfaat ceker, nggak ada alasan lagi buat kita untuk tidak makan ceker kan? ucap Redi.
Beberapa waktu berjalan, Redi memutuskan untuk membuka lapak di jajaran PKL samping Masjid Agung Sidoarjo. Ia menyajikan 8 menu yang menggugah selera. Di antaranya, ceker masak balado, ceker mentega, gule ceker, dan ceker asam manis. Tapi, belum afdhol mampir ke warung kami kalau belum mencoba ceker lapindho. Dijamin, air mata, keringat semua keluar setelah makan ceker lapindho yang super pedas ini. Beberapa pelanggan kami bilang, kalau badan meriang, segera konsumsi ceker lapindho. Insya Allah bisa langsung sembuh, lanjutnya.
Tekstur ceker yang lembut, berpadu dengan bumbu yang meresap. Ceker yang gurih, meluncur nikmat dipadu nasi punel hangat. Rupanya, rahasia kelezatan ceker adalah durasi masak yang cukup lama, yakni 3 jam. Saking uniknya, warung ini diapresiasi sebagai ikon kuliner andalan Sidoarjo, klasifikasi makanan unik. Tak heran, pelanggan terus datang berbondong-bondong ke warung ini. Redi juga rutin diundang dalam ajang Festival Kuliner yang dihelat pabrik kecap.
Kualitas masakan kami kontrol dengan amat ketat. Ceker dipasok dari rekanan yang memang sudah terpercaya. Untuk bumbunya, kami memakai bahan-bahan yang alami dan fresh. Alhamdulillah, dalam sehari, omzet kami bisa mencapai 250 kg ceker. Sementara pas weekend, omzet bisa menembus 350 kg ceker, tutur Redi.
Rupanya, salah satu kunci sukses Redi adalah keistiqomahan ia dalam bersedekah. Kalau ada orang dhuafa yang datang ke warung kami dan mengeluh tak punya uang, maka saya akan bilang ke pegawai, Persilahkan ia makan. Sudah, nggak perlu bayar. Kita tidak akan jatuh miskin karena suka bersedekah. Saya justru sering cari pengemis atau orang yang nggak mampu untuk ikut makan di warung. Di sinilah letak keberkahan rezeki kita. Karena tiap usaha yang kita lakukan insyaAllah akan bernilai sebagai ibadah, ungkap pria murah senyum ini.(*)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur

Membincang Kematian Bersama Ananda