Mengapa Pemerintah Begitu Giat dan Serius dalam Membangun Infrastruktur?

Mengapa Pemerintah begitu giat dan serius dalam membangun infrastruktur?

Sudah jelas. Jawabannya terang benderang. Bahwa infrastruktur adalah sebuah fasilitas/kemudahan yang layak didapatkan oleh setiap warga negara. Tentu kita berharap, bahwa pemerintah mempermudah dan meningkatkan upaya untuk membangun dan pengadaan infrastruktur. Karena dengan adanya infrastruktur yang baik, kehidupan akan berjalan dengan lebih berkualitas, roda perekonomian juga akan bergulir dengan optimal.


Contoh yang paling dekat dengan saya adalah: Adanya infrastruktur Jembatan Suramadu. Semenjak jembatan ini berdiri kokoh membentang dari Surabaya dan Madura, maka otomatis, ekonomi Madura jadi menggeliat dan kian bergairah. Banyak toko oleh-oleh, lokasi belanja, baik wisata kuliner, berburu batik, baju dan aksesoris lainnya, yang beroperasi dan laris manis tanjung kimpul di pulau Madura.

Bukan hanya itu. Dunia pariwisata juga menggeliat. Kita bisa menyaksikan Bukit Jaddih, dan aneka destinasi wisata lainnya. Tentu ini karena ditopang infrastruktur yang memadai.




Karena itulah, tidak salah apabila Pemerintah begitu giat dan serius dalam membangun infrastruktur. Jokowi dan tim begitu gesit dalam membangun infrastrutur di berbagai kawasan di Nusantara.

Akan tetapi, data yang dirilis oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas cukup mencengangkan.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia ternyata masih sangat lambat dibandingkan beberapa negara lain. Bahkan kalah jauh dengan India. Sehingga perlu di genjot untuk memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. 




Studi Bank Dunia dan Global McKinsey menunjukkan kondisi infrastruktur Indonesia masih jauh dari ideal, bahkan cenderung memburuk.
Pertama, dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia (rata-rata 70% produk domestik bruto), stok infrastrujtur di Indonesia termasuk yang terendah
Kedua, jika dibandingkan dengan masa sebelum krisis ekonomi Asia tahun 1998, jumlah stok infrastruktur Indonesia menurun dari 49% PDB pada 1995, turun jadi 38% PDB di tahun 2012.
Turunnya stok infrastruktur karena investasi yang kian menurun pada dua dasa terakhir.

Inilah yang menjadi landasan bagi pemerintah RI untuk memberikan perhatian lebih pada pembangunan infrastruktur sejak tahun 2015.

Alokasi anggaran infrastruktur meningkat dari 154,1 triliun (tahun 2014) menjadi 256,1 T (tahun 2015) kemudian 317,1 T (tahun 2016) dan 387,3 T (tahun 2017)

Pembangunan infrastruktur pada jangka menengah difokuskan pada tiga jenis, yaitu:
- Infrastruktur penyedia pelayanan dasar (seperti air minum dan sanitasi)
- Infrastruktur pendukung sektor unggulan (seperti tol laut dan listrik 35 megawatt)
- Infrastruktur perkotaan (seperti angkutan massal rel dan jalan).

Dengan semangat pemerintah untuk membangun infrastruktur, niscaya akan memberikan multiplier effect, dan berkontribusi positif pada masyarakat di seluruh pelosok Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur

Membincang Kematian Bersama Ananda