Ini Cinta? Atau Ego?

 Whoaaa, udah bulan Agustus, shay!

Yippiii, waktu berjalan dengan cepaatt banget, beneran ga berasa sama sekali yha. 

Alhamdulillah, di bulan-bulan sebelumnya banyaaakk banget berkah dan hal-hal hepi yang saya dapatkan. Semoga begitu juga dengan kalian, ya. 



Eniwei, saya (rencananya) bertekad untuk lebih rajin posting di blog ini. 

Sayang banget euyy, udah dot com, tapiii narablog-nya lebih sering update di bukanbocahbiasa.com doang, wkwkwk. 


Hamdalah, saya memutuskan ikutan challenge di Indonesian Social Blogpreneur (ISB) yaitu TriDop, saban tiga hari satu postingan. 


Tema hari ini adalah: Gimana cara membedakan CINTA dan EGO :)

Kalo dari aksara yang dipakai jelas beda bangeeettt dong yhaaa. Akan tetapi, jujur saja, untuk aplikasinya tak segampang ituuuuu 

Karena saya udah emak-emak, maka contoh yang dipakai adalah: piye cara saya men-cintai (bukan meng-egoi halaaaghhh) anak saya. 



Ini anak saya. Semata wayang. Cowok, kelas 11 SMA (kls 2)


Sebagaimana ortu pada umumnya, udah pasti saya pengin YANG TERBAIK yang bisa Sidqi peroleh/ tunjukkan. Pastinya saya pengin dia jadi anak yang sholeh, baik hati, mandiri, tanggungjawab, punya bakat leadership yang cihuy, temannya banyak (dan semua berkualitas), Sidqi juga passionate di bidang yang memang ia suka, menjadi expert di bidang itu, bisa bermanfaat untuk orang banyak, sosok yang humble dan menginspirasi, selalu berprestasi, konsisten berbuat baik, dapat BEASISWA prestisius dan bisa lanjutkan pendidikan di luar negeri (Harvard? Oxford? You name it!!) piawai olahraga, jago martial arts, cekatan dalam memasak, jago nyetir, bisa diandalkan, dan calon suami/ Ayah yang sangat family man, penuh tanggung jawab, baik hati, bisa mencintai dan dicintai dgn baik. 

Saya sempat berada di fase mati-matian mengusahakan apapun, supaya Sidqi bisa menggapai prestasi. Call me ambis ambis mom, because I used to be that one :)

Hingga......

Akhirnya ada sejumlah momen, yang membuat saya sadar.... 
Bahwa saya melakukan itu semua, untuk VALIDASI EGO. 
Untuk memamerkan deretan prestasi anakku, saban ada pertemuan keluarga besar. 

Untuk ngasih makan EGO saya sendiri. 
Heyyyyy!! ini lohhh, look at me, aku BISA KOK mendidik anakkuuuu!

Ternyata bukan cinta. 


Kalo memang ini CINTA, maka tugasku hanyalah membimbing, memfasilitasi, mendoakan dan bertawakkal pada-NYA. itu saja cukup. Nggak perlu ambis sampai segitunya. 

Karena tiap orang punya jadwal dan takdir, dengan waktu yang berbeda. 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now!

Realita Psikologi

Aturan Sosial