The Art of Listening
Orang pandai bicara tuh dah banyaaakk banget. Tapi orang
yang piawai mendengarkan dengan baik dan seksama, jumlahnya mungkin tidak
seberapa.
Karena yang sering muncul adalah ego: Pendapatku penting.
Opiniku adalah segalanya. Aku nggak perlu dengar dan nggak mau tahu tentang
opini kamu kok.
“One of the keys to emotional intelligence is to be a
generous listener.” Ini yang didengungkan oleh Lewis Howes, podcaster
sekaligus penulis buku laris. Iya banget! Kalau kita mau punya sisi kecerdasan
emosional mumpuni, sudah barang tentu, kita kudu mendengarkan dengan baik. (pakai
kuping dan pakai hati)
Lebih lanjut, Lewis Howes menambahkan, ”70% of communication
is not the words you say – this is why texts and emails do not send the whole
message. What selfish listening is – when you only listen to the part of a
story you like.”
Wow, iya juga yaaa. Maka dari itu, yuk lah sama-sama kita
belajar art of listening. Ada 10 Tools for Listening yang di-share Lewis untuk
kita
1. Be open
Selalu berasumsi kalau kamu tuh nggak tahu orang lain bakal
ngomong apa sih.
2. Create the space to listen
Ini mencakup body language dan perkecil
distraksi.
3. Have the person feel like they are the most important
person in the world
Aha! Tiap orang pastinya ingin merasa tervalidasi, kan?
4. Listen to the words people are saying
Gosah interupsi ya gaes.
5. Connect to the emotion
Kira-kira dari kalimat yang terucap, apa perasaan/ emosi
yang ditunjukkan secara implisit?
6. Know what questions to ask
Tanya dengan jelas dan untuk memperjelas. Tanyakan juga
perasaanya.
7. Repeat back what you heard
Ulangi lagi apa yang ia katakana, dengan metode Paraphrasing.
8. Honoring the request made of you
Kadang nggak ada request spesifik, sih. Orang lain Cuma pengin
didengar aja kok.
9. Identify the kind of person who is talking to you
Tipe personality dia kayak gimana?
10. Listen to yourself
Yap, ini juga penting. Selain mendengarkan orang lain, kita
juga kudu mendengarkan opini dan Nurani diri kita sendiri ya. (*)
Kalau saya paling sering jadi pendengar yang baik, tapi ujungnya merasa terganggu ketika akhirnya orang bergantung sama saya, hiks.
BalasHapusPadahal, saya cuman pengen menjadi manusia yang diam aja mendengarkan dan meng validasi. Tapi seringnya abis itu, tuh orang datangggg aja mencariku.
Apa akoh kuliah ulang di psikolog kali ya Mba, biar buka jasa mendengarkan wakakakakaka
Kadang berbicara itu lebih mudah dibanding kita harus mendengarkan orang lain ya mbak. Tapi kalau mau belajar untuk berempati maka seni mendengarkan orang lain tak akan terlalu sulit
BalasHapus