Ogah Jadi “Sadikin” (Sakit Jadi Mendadak Miskin)











Tadinya saya sering menganggap emak-emak muda lumayan “lebay” kala memperlakukan anak mereka. Ngobrol sedikit, langsung nyerempet soal anak. Lagi ngopi di café, langsung pamer soal anak-anaknya. “Eh, anakku pinter banget loh. Sudah bisa nyanyi Twinkle-twinkle Little Star…”
Saya sih langsung pasang aksi mlengos Emang Gue pikirin? Dumbidumbidumlallalalaa…. *langsung pasang sumpel telinga*

Dan ternyata, sodara-sodara, begitu saya bermetamorfosa menjadi emak-emak beneran, sim salabiiim, saya jauuuuh lebih parrraaah ketimbang emak-emak yang dulu saya nyinyirin ituh! Saya jauh super-duper-lebay ketimbang mereka. Bayangin aja nih. Ketika si jabang baby masih ada di dalam perut, saya sudah sangat sering ikutan seminar-seminar parenting skills. Ada lah yang judulnya, “Bagaimana Melejitkan Potensi Anak?” “Bagaimana Membentuk Anak Cerdas dan Berkarakter”
Macem-macem lah. Yang lebih parah lagi, saya sudah melakukan SURVEI SEKOLAH DASAR ketika si bayi masih bobo-bobo asik dalam perut saya! Halah dalahhh…

Begitulah, kalau urusan anak, rasanya setiap ibu di dunia ini langsung berubah jadi makhluk paling alay sejagat raya. My kid is centre of my universe. Terdengar rada melankolis bin lebay, tapi memang begitulah kenyataannya. Saya (dan para emak ini) seolah menjadi komandan Detasemen Khusus yang siap berjibaku, mengalahkan segala aral yang menghadang, demi lahirnya calon pemimpin dunia. Saya menjadi professor (tanpa laboratorium, minus kacamata setebel baja) yang selalu menggodok berbagai formula kehidupan, demi terwujudnya seorang bocah yang sehat lahir-batin dan membanggakan keluarga. Ya, intinya, begitulah “drama” yang saya ciptakan.

Dan, rasanya segala keinginan anak tuh, bagaikan sabdo-Pandito-Ratu yang harus ditaati saat itu juga. Yeah, demi kebahagiaan anak… Begitu deh, excuse yang diucapkan para emak.
Anak mau mainan keren di mall? Hayuk.
Anak ingin les sempoa? Les renang? Biarpun SPP-nya ajegile mahalnye? Hayuuk ajah, siapa takut?
Anak ingin traveling ke luar kota? Dan itu artinya kudu bongkar-bongkar tabungan? Soook, atuuuh…
Tapi, itu semua kagak ada artinya, manakala anak jatuh sakit. Ouch. Persis seperti yang dibilang Arthur Schopenhauer, “Health is not everything, but without health, everything is nothing.”
*mulai korek-korek informasi soal asuransi*

Iya dong. Selama ini, kita lebih ngeh dan ribut-ribut soal investasi emas lah, investasi properti, dan bolo-bolonya itu… Tapi, kita cenderung abai dan ogah mikir soal investasi bernama asuransi kesehatan. Sebagian besar dari kita lebih suka skeptis dan apriori duluan kalau denger kata “asuransi”.  
Kita cenderung mempersepsi asuransi sebagai “bisnis janji”. Kenapa? Karena kalaupun kita menjadi nasabah asuransi, manfaatnya tak bisa langsung terasa saat itu juga. Beda, kalau kita lagi jajan di foodcourt. Duit dibayarkan, eh, perut langsung kenyang. (analogi yang sangat menyesatkan, hehehehee)

Yang jelas, orang Indonesia merasa belum butuh atau perlu untuk membeli asuransi. Dari kompas.com, diperoleh fakta bahwa dari total penduduk Indonesia sebesar 240 juta jiwa, hanya sekitar 43,7 juta orang atau hanya sekitar 18 persen dari total penduduk Indonesia yang memiliki perlindungan asuransi jiwa. Dan dari 43,7 juta orang tersebut, hanya sekitar 11 juta orang atau hanya 4,5 persen dari total populasi yang memiliki asuransi jiwa individu! O’oww… *tepok jidat*

Padahal, apa yang akan Anda lakukan, kalau tiba-tiba anak Anda jatuh sakit? Sementara biaya RS begitu melangit, dan rekening tabungan Anda menjerit karena isinya tinggal seiprit?
Apa yang Anda lakukan, sebagai kepala keluarga, kalau pasangan Anda didera sakit tiada tara, sementara gaji bulanan Anda sama sekali tak bisa diharapkan sebagai solusi yang cespleng, walaupun untuk sementara?

Masak cuma nangis di pojokan sih?
Masak mau masuk barisan masyarakat Sadikin alias “(gara-gara) Sakit Jadi Mendadak Miskin”?
Ahhh… untunglah, ada produk Sun Life Financial yang bisa jadi “jalan keluar” buat hidup kita. Sun Life ini punya produk yang sangaaaat beragam. Kalau ingin proteksi yang luar biasa untuk kesehatan keluarga, maka yang paling bikin saya “merem-melek keasyikan” adalaaaah……….*drum roll*  Sun Medicash!
Produk ini merupakan sebuah program asuransi yang memberikan sejumlah santunan dana tunai saat Tertanggung/Nasabah menjalani rawat inap di Rumah Sakit, baik disebabkan oleh penyakit ataupun kecelakaan.

Jadi, kalau Anda menjadi nasabah Sun Medicash, maka bisa mendapatkan beragam manfaat sekaligus, yang meliputi:
- Manfaat Rawat Inap.
- Manfaat ICU (Perawatan Intensif).
- Manfaat Kematian.
- Manfaat Akhir Kontrak.
Buat tahu lebih lengkap soal produk brilian ini, langsung meluncur saja ke: http://www.sunlife.co.id/static/indonesia/Product%20and%20service/Static%20files/SunMedicash_Brochure.pdf

Yeah, yeah, yeah….. “A family is a  Little World that is created by love.”

Kalau memang cinta itu masih bersemayam di hati Anda, dan kalau memang Anda ingin hadiahkan sebongkah cinta untuk keluarga, maka sudah barang tentu, Anda harus membuktikannya. Tak ada rasa galau, ataupun gundah gulana, manakala kita telah menghadiahi proteksi bagi keluarga. Biarkan anak kita terus mengepakkan sayapnya, menjelajah alam semesta, meningkahi potret perjalanan makhluk bumi, dengan segenggam proteksi sejak dini. Kesehatan kita, kesehatan keluarga, adalah hal utama, yang tak pernah bisa digantikan oleh apapun. ITU! *diucapkan dengan nada Mario Teguh*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aturan Sosial

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur