Terapkan Healthy Boundaries ya Gaes!
Tatkala berselancar di id.quora, saya menemukan satu
postingan milik Grita Amelia yang super duper menarik!
Kalau tidak nyaman, katakan "Tidak".
Kalau sudah capek, katakan "Cukup".
Kalau gagal, katakan "Ya sudah".
Kalau berbuat salah, katakan "Maaf".
Kalau diajak belajar suatu hal yang baru, katakan
"Ayo!".
Kalau dihina orang, katakan "Oke".
Kalau dihina kucing, katakan "Maafkan hamba Baginda,
mohon beritahu hamba bagaimana cara memperbaiki diri".
Kalau mau dan suka, katakan "Iya". Tidak usah
gengsi, karena gengsi dijual buy one get one pun tak akan laku.
Kalau tak puas akan suatu kondisi, ubah atau tinggalkan.
Jangan hanya duduk sambil meratapi nasib.
Kalau merasa mumet atau sedih yang berlarut-larut, jangan
melarikan diri dengan berlama-lamatidur. Lebih baik masuk kamar mandi, lalu
mandi pakai air dingin. Pikiran akan jadi jauh lebih ringan setelahnya.
Kalau punya kekurangan, tidak usah ditutup-tutupi, apalagi
dibantah. Apalagi berpura-pura menjadi orang lain. Kita hanya manusia biasa,
tak mungkin sempurna.
Kalau ingin berbangga atas suatu prestasi, berbanggalah.
Tidak usah merendah untuk meninggi (apalagi meninggi untuk merendah).
Yang tua tidak selalu lebih bijak, yang muda tidak selalu
lebih pandai. Biasakan memandang orang lain sebagai manusia yang tak luput dari
kekurangan dan kesalahan.
Kerja untuk hidup, bukan hidup untuk kerja. (Ini nasihat
yang dulu saya remehkan habis-habisan, dan sekarang baru saya sadari
kebenarannya)
Dan yang terakhir,
jangan memaksa orang yang ingin pergi untuk tinggal. Rugi.
***
Makjleebbb! Rentetan kalimat yang sangat straight to the
point, dan layak kita jadikan pegangan untuk mengarungi samudera kehidupan yang
makin nggak keruan. Terkadang banyak di antara kita yang (entah sengaja atau
tidak) menjadi sosok people-pleaser. Serba nggak-enakan. Nggak bisa nolak
permintaan orang lain, walaupun sejatinya permintaan itu tidak ada faedahnya
dan justru merugikan banyak pihak (termasuk diri kita sendiri). Sosok yang
nggak sanggup bilang “Tidak” padahal sebenarnya paham bener bahwa Keputusan
untuk jadi “Yes person” ini banyak ruginya.
So, untuk orang-orang yang terus menerus “menyiksa diri”
dengan bilang: “Oke”; “Baiklah”;
“Shiaappp!”; “Well noted, segera saya kerjakan”; padahal hatinya bertolak
belakang, yuk yuk kita mulai belajar menerapkan Healthy Boundaries
Komentar
Posting Komentar