Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now! Kalau nggak jadi Blogger, belum tentu aku dapat kesempatan untuk menjadi “fasilitator” rezeki bagi orang lain. Kok bisa? Begini ceritanya. *** Di suatu siang yang biasa-biasa saja, ada notifikasi dari WA-ku. Membahas tentang ibu Sum, tukang pijat pemilik panti asuhan yang aku ulas profilnya di Kompasiana. Artikel yang aku tulis di Kompasiana, tentang Ibu Sumirah (tukang pijat yang punya panti asuhan) “Ibu iki wes dapat umroh tah, Rul?” Nomor pengirim belum ada di database ponselku. Ini siapa ya? Trus, aku lihat profile picture-nya…. Ya ampuuun… ini kan Kemchi! *bukan nama sebenernya*. Kemchi temenku kuliah di ITS dulu! “Ini Kemchi ya?” “Sopo maneeeeh. Temenmu TC (siapa lagi? Temanmu di Teknik Computer)” “Ampun dijeeee… Where have you been? Kagak ada kabar, mak bedunduk nanyain emak-emak pijet. Kenapa? Mau pijit juga? :P” “HEH!!” “Ini kamu dapat link artikelku dari siapa? Jadi, gini...
Realita Psikologi "Efek Spotlight" . Kita sering merasa semua orang memperhatikan kita, padahal sebenarnya tidak. Misalnya, saat kita pakai baju baru atau potong rambut, rasanya semua mata tertuju pada kita. Padahal kebanyakan orang terlalu sibuk dengan urusannya sendiri untuk memperhatikan. Ini menunjukkan bahwa kita cenderung melebih-lebihkan seberapa banyak orang lain memperhatikan kita. "Bias Dunning-Kruger" . Orang yang tidak kompeten dalam suatu bidang justru cenderung overestimasi kemampuan mereka. Sebaliknya, ahli di bidangnya malah sering meremehkan keahlian mereka sendiri. Ini menjelaskan kenapa kadang orang yang paling vokal soal suatu isu justru yang paling sedikit pengetahuannya "Efek Ikea" . Kita cenderung lebih menghargai sesuatu yang kita buat atau rakit sendiri, meskipun hasilnya mungkin tidak sebaik buatan profesional. Ini bisa menjelaskan kenapa kita lebih suka masakan sendiri dibanding masakan restoran yang mungkin lebih enak. "F...
Makan Mie seduh kuah panas tuh, paling enak pas di mana yak? Kalian pasti sependapat sama aku. Mie seduh (apapun mereknya) paling enak dinikmati di atas Kereta Api yang sedang berjalan! Sensasi membaui aroma yang menguar, kuahnya yang panas plus rasa mie kenyal, berpadu dengan ejes ejess ejesss ala sepur, beughhh... Surga Dunia! Saya nggak pernah absen makan mie seduh kalau pas naik KA. Apalagi, Prama Prami KAI tuh seliweran mulu di tiap gerbong, sambil bawa pop mie yang masih panas! Makanan lainnya juga nggak boleh diabaikan. Kayak hidangan sei sapi, atau sapi bumbu lada hitam. Beughh, mantuulll alias mantab betul! Meski udah pesan aneka "penggoyang lidah" ke petugas yang lewat, saya tuh nggak pernah mengabaikan Restorka saban naik KA. Adaaaaa aja deh, yang mau dibeli Yep, se-cinta itu dengan terobosan PT KAI, utamanya di sektor kuliner! Sekelumit Masukan untuk PT KAI Namun, yang namanya service pelanggan, terkadang ada hal-hal yang masih perlu diberi catatan, ya. Termasuk...
Ke Malang Mba, eh bentar lagi kan lebaran, mau lebaran di mana nih?
BalasHapusBisa traveling dong 😀
Kalau saya pengen staycation di dalam kota aja masih mikir, agak parno soalnya hahaha
Wahahaha diriku juga agak rindu staycation mba, nga pernah kemana-mana ini wkwkw
BalasHapusTerima kasih, artikel yang menarik~
BalasHapusKunjungi :
Website Kami