Knowledge is Power, Community is Strength, and Positive Attitude is Everything –quote by Lance Armstrong— Yuhuu, hari gini, siapa sih yang nggak berkomunitas? Yap, setuju banget kalau sekarang ini eranya kolaborasi. Dan tentu saja, kita butuh untuk terlibat dalam sebuah komunitas yang positif, agar bisa melakukan kolaborasi secara optimal. Sebagai perempuan, sudah pasti saya ingin tumbuh dan berkembang menjadi sosok berdaya. Yang siap melesatkan asa, menghasilkan karya yang semoga bisa menjadi amal jariyah saya. Alhamdulillah, hobi menulis yang saya tekuni bisa menjadi sarana untuk menuju empowered me. Tapi sebagaimana yang dicetuskan oleh Lance Armstrong, bahwa “Community is Strength” maka sudah barang tentu, saya butuh untuk berkomunitas. Utamanya join dengan komunitas penulis yang memberdayakan para anggotanya. Setiap orang bertumbuh bersama komunitas. Termasuk saya. Ada sejumlah komunitas perempuan , yang pada gilirannya menjadikan (si)apa dan bagaimana saya hari ini.
In my humble opinion, BERSYUKUR itu sebuah skill yang harus dilatih SETIAP HARI. Gak semua orang bisa bersyukur, berterima kasih atas berkat yang diterimanya. Apalagi, boleh jadi selama ini kita mengasosiasikan BERKAT hanyalah gemerincing uang saja. Intinya, berkat/bahan bakar syukur itu nggak lepas dari materi, duit, kekayaan, yah hal-hal yang seperti itu. SALAHKAH? Wohoo, ya ofkors NOT! Semua juga tahu kalo kita butuh duit. Hidup ini ngga gratis, kan? Kalo mau beramal, juga butuh duit. :D Akan tetapi, maksud saya adalah.... seyogyanya kita juga mengucap syukur akan hal-hal intangible yang ga melulu berkaitan dengan uang. Misalnya, kita tetap sehat. Anak baik hati. Makanan yang kita sajikan disukai penghuni rumah. Asisten Rumah Tangga kita balik lagi, setelah ghosting sekian purnama *ehhh Yah, semacam itu lah. Intinyaa.... Bahan Bakar SYUKUR itu banyaaakkkk, beragam banget! Yuk, lah tingkatkan skill dan terus pacu habit untuk SELALU bersyukur!
Nak, Ini sekelumit pesan Ibu. TATKALA AJAL MENJEMPUT IBU SUATU HARI NANTI Setiap yang berjiwa akan merasakan kematian. Pun kita tak bisa memilih, kapan, di mana dan dengan cara apa malaikat maut menghadang dan mencabut nyawa seketika Tak perlu sakit parah untuk bersua dengan ajal Tak perlu tunggu usia senja untuk ber-hasta la vista dengan kehidupan yang fana Kematian punya caranya sendiri. Misteri yang seolah memaksa kita untuk ikhlas, legowo dan (mau tidak mau) berprasangka positif terhadap setiap skenario yang tergariskan Tahukah kau siapa orang yang cerdas? Dia lah yang paling banyak mengingat kematian. Demikian sahabat Umar bin Khattab berujar Dengan mengingat mati, maka nafsu kita akan selalu terbelenggu, tak sembarangan menancapkan kata atau perbuatan yang menyakitkan hati orang lain. Karena.... siapa tahu, momen itu menjadi akhir kisah hidup kita? Kabar kematian menyeruak dari segala penjuru. Kakek berusia senja, anak muda harapan bangsa, ibunda sumber ci
banyakan orang malah pengen tirus pipinya
BalasHapuskunjungi kami disini Jasa Kirim Mobil