Selingkuh, KDRT yang Sering Dianggap Biasa Aja
Tatkala Tokopedia “diakuisisi” oleh TikTok, ada satu thread twitter yang cukup mindblowing. Seseorang (mengaku) kerja di Tokped dan menceritakan secara detail perilaku affair-nya dengan sesama pegawai Tokped. Dahlaaah, pokoknya mencengangkan banget! Kok ada yhaa, orang yang “dengan sukarela” membongkar kebobrokan diri sendiri. Ehh, usut punya usut, dengan kekuatan investigasi ala netyjen, terkuaklah fakta, bahwa thread tweet tadi dibikin oleh suami si cewek, yang tentu saja berlandaskan asas balas dendam secara online.
Fyuuh, bicara soal affair/ perselingkuhan, kayaknya bukan
hal baru ya. Banyaaakk banget film/ sinetron/ FTV/ series yang mengangkat tema
ini. Saking seringnya, makin ke sini, selingkuh tuh kayak dianggap B aja.
Bahkan ada yang bilang, di kantor setiap orang jadi single lagi ☹
Olalaaa, ciri-ciri kiamat makin dekat. Padahal, selingkuh/ affair ini juga
termasuk KDRT alias Kekerasan dalam Rumah Tangga loh!
Nah, kali ini daku mau ajak kita semua untuk instropeksi
lagi, benarkah kita steril dari bibit perselingkuhan? Apakah yang kita lakukan
selama ini masuk kategori wajar, atau sudah bisa ditandai sebagai selingkuh
tipis-tipis? Here we go, kita bahas yaaaa
Bagaimana kalau saya chat/ngobrol/berkomunikasi dengan
lawan jenis secara intens?
Dalam konteks percakapan dengan lawan jenis, selama di dalam
diri kita tak punya niat buruk, maka just chat adalah aktivitas yang
bebas nilai, boleh saja dilakukan.
Akan tetapi, kalau sudah diberi embel-embel “tanpa
sepengetahuan pasangan”, maknanya bisa sangat lain. Atau gini aja deh…
Apabila pasangan (secara sengaja ataupun tidak) tiba-tiba tahu kita seriiinggg
banget chat dengan si A, kira-kira reaksi beliau kayak gimana?
Tolong diingat.
Semua perselingkuhan dimulai dari interaksi dengan lawan
jenis. Lho iya 'kan? Kalau tidak kenal. bagaimana mau selingkuh dengannya?
Salah satu bentuk interaksi adalah chat.
Entah sudah menikah ataupun berhubungan serius dengan
seseorang, pastilah kita sudah membangun dan menyepakati batasan-batasan
perilaku, utamanya terhadap lawan jenis, yang bisa menjurus ke timbulnya rasa
suka, dan akhirnya ingin memiliki orang lain.
Mengenali impuls atau dorongan dari dalam diri, sanatlah
penting. Karena, inilah dasar dari munculnya motif-motif ketika kita
membangun hubungan dengan lawan jenis, selain pasangan. Terkadang, penyebabnya adalah RASA BOSAN terhadap interaksi bareng pasangan
Apakah ada kenikmatan ketika adrenalin terpacu oleh gairah
untuk "ngumpet-ngumpet" ngobrol mesra dengan lawan jenis?
Apakah ada kebutuhan untuk membuktikan bahwa kita ini
cantik-ganteng-menarik, sehingga orang yang kita dekati akan
"terkapar-kapar" melayani kehendak aneh kita? Bagaimana tidak aneh,
kalau kita sudah tahu bahwa itu akan berdampak negatif, tetapi tetap kita
lakukan demi rasa deg-degan yang "sedap" itu?
Menghindar, selalu lebih positif dan sehat secara
psikologis, dibanding sudah terlanjur melanggar batas kepercayaan yang
diberikan pasangan. Karena batas ini maya, bukan rantai tebal ataupun tali
yang anyamannya kasar sehingga terasa sakit di kulit bila kita hendak menerabasnya.
Cara menghindar yang paling elegan ? Ya…. Jangan memulai! Kalaupun ada yang
Chat dan terasa mulai menjurus, stop!!!
Lihat sekeliling, dengar, amati, lalu pelajari, betapa
"mahal" ongkos kehidupan yang harus kita bayar ketika mempermalukan
diri karena mengkhianati pasangan hidup yang dipersatukan melalui perkawinan,
dengan berjanji akan saling menghormati dan setia. Oke-lah kalau kita memang
sudah tak punya malu, bukankah ada ibu yang melahirkan kita? Ada kakak dan adik
yang ingin memiliki saudara kandung yang beradab? Ada profesi yang kita
sandang, dan runtuh pula penghargaan orang atas profesi kita….. Apalagi sebagai Blogger Surabaya wajib banget kita menjaga kredibilitas dan sikap yang terhormat ya khaaann.
Walaupun sebagai bangsa, orang Indonesia itu pemaaf dan
mudah lupa, jejak ingatan yang membekas di dalam hati dan perasaan orang-orang
yang kita cintai dan seharusnya kita pelihara kepercayaannya pada kita tak akan
lekang oleh waktu, tak akan hilang walau sudah dilawan dengan kata-kata…"Ya,aku
maafkan”
Residu emosi negatif yang ditinggalkan oleh perselingkuhan
pasangan kita, layaknya karat yang menempel pada besi…. tidak digosok, kentara
benar…tetapi, kalau digosok terlalu kuat, pasti menimbulkan luka.
Sejujurnya saya agak bingung menentukan perasaan apa yang pas buat orang-orang yang suka selingkuh itu.
BalasHapusMaksudnya, dunia ini kan luas yak, ada buanyaaaaaakkkkk banget hal menyenangkan di dunia ini selain masalah sayang sayangan, cinta-cintaan hahaha.
Nonton drakor kek, nonton babang Gerard Butler kek *eh itu sayah yak, wkwkwkw.
Baca novel di mana sekarang tuh buanyaaaakkkkk banget novel bagus yang gratis dibaca.
Jalan-jalan kek, Surabaya aja banyak tempat kece yang bisa didatangin, apalagi Jatim, Indonesia atau luar negeri.
Bisa-bisanyaaaa orang-orang memilih hal-hal yang udah pasti menuju kehancuran dengan selingkuh itu.
Duuhhh!!