Dancow Parenting Center: Financial Planning yang Bikin Pen(t)iiiing :-)
FINANCIAL READY, ALREADY??? |
Well, well, well.
Selain come up dengan materi-materi seputar hubungan ibu dan anak, ternyata di event Dancow Parenting Center (DPC) ini, para peserta disuguhi juga materi seputar Financial Planning.
Bbbeeuuuggh, tampak nyata deh, ibu2 yang tadinya keliatan 'hore' dan baik-baik saja, jadi lemessss tak berdaya. Hahahaha...
Ngomongin duit emang asik ya mak, tapi kalo ngomongin "Cara mengatur duit"?!?! Weleh, weleh, ntar dulu dehhh....
Nah, tadinya gw nepsong banget ikutan sesi financial planning ini. Soalnya, di daftar acara yang dibagiin, tertulis pematerinya adalah Jeung Ligwina Hananto dari QM Financial yang sooo kondaaaang ituhhhh.
Etapiii, ternyata, yang datang, bukan doi, bow. melainkan anggota timnya: Yasmeen Danu ST. Ini profil dia yang gw comot dari qmfinancial.com
-
Yasmeen menyelesaikan S1 Teknik Indusri di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS ) Surabaya.
-
Ia juga sempat mengambil Finance di Zicklin School of Business di City University of New York.
-
Sebelum bergabung dengan QM Financial, Yasmeen mengawali karirnya
pada perusahaan multinasional yang bergerak di bidang minyak dan gas
bumi.
-
Yasmeen telah mengikuti QMPC dan saat ini menjabat sebagai planner di QM Financial
Nah, salah satu tagline yang bener-bener "mak jleb-jleb" di benak gw adalah:
Are we living the lifestyle we deserve????
Nah, kelar ditabok kayak gitu, gw langsung bangkit dari kubur (*^#%%*(&) SEMANGAAATTT, Graaak!
Ngemeng-ngemeng, selama ini, ente ngejalanin hidup berdasarkan duit dan status lo SESUNGGUHNYA, atau... lo cuma ikut2an temen dan lingkungan lo, biar dinilai gaya dan gaul geto loooh???
Intinya, Yasmeen kasih beberapa tip practical biar kita jadi ortu yang sip-markosip kalo diliat dari sisi financial.
"Cek kondisi keuangan adalah langkah awal dalam menentukan sehat tidaknya keuangan seseorang. Harus dilakukan berdua dengan pasangan. Dokumen yang diperlukan : Cek Neraca = Net Worth Statement dan Cek Arus Kas = Cashflow Statement."
Mulai dari cashflow, Trus kita musti mrethelin satu-satu apakah pendapatan kita dibandingkan dengan pengeluaran masih memungkinkan kita untuk "bernapas lega" atau justru "napas senin kemis".
"Ingat yaaa... Rasio Mencicil harus KURANG DARI 30% Pendapatan kita. Sementara Rasio Menabung Kudu LEBIH DARI 10% Pendapatan Kita."
Biar lebih disiplin lagi, para emak yang kian "guilty feeling" ini *inget arisan panci, arisan celana jins, tupperware, dll-nya* dikasih formulir "30 Hari Catat Pengeluaran". Intinya, kita diminta untuk benar-benar memilah untuk apa saja pengeluaran bulanan kita.
Ampoooon deh, kakak! :-( *nangis kejer*
Huffhhh. Nulis beginian, bikin capek ya neik. Karena gw mesti inget2 lagi, selama ini (dan di masa mendatang nanti) gw bakal bisa jadi ortu yang financial-ready atau kagak yak? Dan, bigimane gw bisa mewariskan semangat aware terhadap financial ke kiddo gw yak?
Wokeh, wokeh, SEMANGAAAATTTT! *pasang iket kepala*
Komentar
Posting Komentar