Syeikh Ali Jaber Hidupkan Jiwa Qurani di Tengah Keluarga

Nama Syekh Ali Jabber kian berkibar di jagat para ustadz dan pengisi ceramah agama di Indonesia. Syekh yang rutin mengisi Program “Damai Indonesiaku” di TVOne ini menempati ruang khusus di hati jamaah. Sosoknya sangat khas Arab, menariknya ia amat piawai dan fasih berbahasa Indonesia. Kalimat yang ia tuangkan dalam tausiyahnya begitu lugas, mudah dicerna dan membangkitkan inspirasi. Saya berkesempatan berbincang dengan ustadz kelahiran Madinah Munawarah Saudi Arabia, 3 Februari 1976 ini. Berikut petikannya.


Banyak jamaah yang penasaran, bagaimana cara Syeikh Ali mendidik anak? Boleh dijelaskan?

Pendidikan anak memang hal yang amat penting dalam hidup kita. Memang, kita harus memberikan perhatian kepada anak sejak kecil hingga ia dewasa. Dengan perhatian, kasih sayang dan pendidikan yang berkualitas, insyaAllah kita akan mendapatkan anak yang sholih dan sholihah. Ini semua jelas bukan program pribadi saya sebagai ayah.

Semua dimulai dari bagaimana memilih calon istri yang sholihah. Seperti yang pernah dikatakan Umar bin Khotob, ”Hak anak atas orang tuanya adalah memilihkan ibu yang sholihah, mengajarkan Al Qur’an dan memilihkan nama yang baik”. Karena kebaikan anak sangat bergantung dari kebaikan ibunya. Ibunya baik maka anaknya akan baik. Karena ibu yang baik akan memberikan perhatian yang serius bagi pendidikan anak-anaknya. Bahkan dia akan mengajar dan mendidik anaknya dengan kebiasaan yang baik.

Apa yang harus dilakukan seorang ibu selama mengandung putranya?

Banyaklah berdzikir. Biasakan baca Al-Qur’an, setelkan murottal, bisa dengan cara tempelkan earphone di dekat perut. InsyaAllah janin bisa merasakan indahnya kalam Ilahi.  Ini sangat berpengaruh positif, karena bacaan Al-Qur’an itu berdampak pada ruh. Ada proses lewat otak, janin kita menyimpan murottal Qur’an. Saya punya adik yang jadi guru mengaji. Ketika hamil, dia tidak pernah berhenti mengaji dan terus mengajarkan Qur’an. Salah satu surat yang sering ia baca adalah Ar-Rahman. Nah, pada saat anaknya sudah lahir, kemudian rewel menangis seharian, maka sang Ibu membacakan surat Ar-Rahman. Subhanallah, ternyata langsung ‘nyambung’. Si anak ingat ayat yang dia dengarkan ketika berada dalam kandungan. Rewelnya langsung berhenti.

Allahu Akbar, luar biasa! Bahkan nilai-nilai kemuliaan Al-Qur’an sudah bisa dicerna oleh janin dalam kandungan dan bayi yang baru berusia beberapa hari?

Tepat! Karena itulah, keluarga muslim harus menjadi Al-Qur’an sebagai rujukan dan pengajaran pertama bagi anak-anaknya. Kita ingat lagi sabda Rasulullah,”Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka baginya pahala mengajar dan pahala orang yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Muslim)

Subhanallah, kalau orang tua mengajarkan Al-Qur’an kepada anaknya maka dia mendapat pahala mengajar dan pahala bacaan anaknya tanpa mengurangi pahala bacaan anaknya.  Kalau anaknya mengajarkan kepada cucunya maka dia akan mendapatkan pahala bacaan anak dan cucunya tanpa mengurangi pahala bacaan mereka.

Tahukah Anda, berapa pahala orang yang membaca Al-Qur’an? Di dalam hadits yang shohih disebutkan, setiap hurufnya diberi pahala sepuluh. Bayangkan bacaan, bismillahirrohmanirrohim (arabnya) saja sudah 19 huruf. Maka pahala yang didapatkan bagi yang membaca dengan ikhlas sebanyak 190 pahala. Subhanallah…alangkah beruntungnya orang tua yang mau meluangkan waktu untuk mengajarkan Al Qur’an kepada anaknya.

Selain berbekal Qur’an, tips apa lagi yang harus selalu dikedepankan tiap orangtua dalam proses mendidik anak?

Orangtua harus jadi contoh baik. Jangan terbiasa hanya perintah-perintah saja, tapi justru kita sendiri tidak jadi teladan untuk anak. Anak akan meneladani kita. Biasakan diri berbuat kebaikan di depan anak. Karena jika kita berbuat sebaliknya, maka anak kita akan melihat banyak hal-hal yang bertentangan dan tidak sesuai dengan nurani.

Selain itu, sedari kecil, biasakan anak kita untuk selalu berdisiplin. Untuk melatih disiplin, buatkan tabel perbuatan baik yang harus diisi sendiri oleh anak kita. Misal, buatlah tabel sholat 5 waktu. Kemudian minta anak untuk memberikan tanda centang (√). Juga perbuatan baik lainnya, misal: sedekah, mengucapkan salam, bersikap sopan pada orang tua dan lain-lainnya.

Tabel ini bermanfaat optimal untuk pembentukan karakter anak kita?

Ya. Selain bisa mendidik jadi lebih disiplin dan komitmen untuk berbuat baik, insyaAllah kita juga melatih anak untuk berbuat jujur. Sebab, ketika dia mengisi sendiri, maka dia bertanggungjawab untuk memberikan data yang salah pada dirinya sendiri. Lalu, bikin kesepakatan antara orangtua dan anak. Jika tabel perbuatan baik ini sudah mencapai nilai tertentu, berikan reward pada anak kita. Tidak harus hadiah yang mahal. Bisa berupa mainan atau majalah yang dia suka. Saya juga kerap memberikan hadiah berupa ‘kalimat motivasi’ yang saya letakkan dalam sebuah kotak, lalu saya taruh di tempat tidur anak. Jadi, ketika bangun, Al-Hasan, anak saya bisa mendapatkan ‘surprise’ berupa ‘surat penuh cinta’ dari ayahnya.

Untuk lebih membangkitkan percaya diri pada anak, bagaimana caranya syeikh?

Puji anak kita di depan banyak orang. Inilah yang membuat anak-anak merasa bahwa kita sebagai orangtua telah menghargai perjuangannya. Tapi jangan puji dengan sesuatu hal yang sebenarnya tidak ia lakukan. Selain itu, saya berpesan kepada tiap orangtua, jangan pernah memberikan janji yang sulit untuk kita tepati. Meskipun janji itu terkesan ‘remeh’, tapi sekalinya kita ingkar, anak kita akan mencap orangtuanya tidak amanah. Janji-janji dari orangtua ini bisa menghancurkan jiwa anak kita.

Nama: Syeikh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber
TTL: Kota Madinah Munawarah Saudi Arabia, 3 Februari 1976.
Istri: Umi Nadia || Anak: Al-Hasan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now!

Realita Psikologi

Aturan Sosial