Ghaida Tsurraya, Tertulari Semangat Bisnis Aa Gym



Siapapun tentu sudah faham betapa moncer-nya imperium bisnis yang digawangi Aa Gym alias KH Abdullah Gymnastiar. Selain piawai menyebarkan dakwah yang adem di hati, ustadz satu ini juga terus tebarkan indahnya Islam, melalui beragam bisnis syari. Rupanya, jiwa bisnis Aa Gym menurun ke putri sulungnya, Ghaida Tsurayya.
Sejak kecil, Ghaida hobi menggambar dan desain. Ketika masih kuliah di Fisika ITB-pun, Ghaida terus corat-coret membuat desain baju. Passion mendesain itu nggak bisa hilang walaupun saya kuliah di jurusan eksakta. Iseng-iseng saya bikin desain busana untuk saya pakai sendiri, ungkap Ghaida.
Baju-baju hasil goresan Ghaida selalu ia kenakan dalam beragam kesempatan. Nuansanya yang girliedan kasual membuat beberapa teman kepincut dan ingin memiliki busana serupa. Ketika beberapa teman tahu kalau saya desain sendiri, mereka mulai pesan. Lumayan juga ternyata hasilnya, lanjutnya seraya tersenyum simpul.
Meski awalnya iseng, Ghaida mem-posting kreasinya di facebook. Ternyata, responnya luar biasa. Rok yang saya jual di facebook langsung habis dipesan orang. Padahal waktu itu stok masih sedikit, produksi sesuai pesanan saja. Lama-lama yang beli di facebook ingin lihat yang aslinya. Mereka datang ke rumah, ceritanya.
Untuk menampung antusiasme pelanggannya itu, sebuah ruangan kecil di samping rumah Aa Gym disulap menjadi butik: GDAs Gallery. Ghaida menangani desain, pemasaran, label, hingga renovasi toko. Saat ini, ia dibantu 6 penjahit dan 4 admin yang mengurusin pernak-pernik marketing dan distribusi produk.
Melihat tren penjualan yang menggembirakan, Ghaida mulai menyusun strategi. Usai aktif di FB, Ghaida merambah twitter dan blog. Inspirasinya dari blogger Diana Rikasari. Dia suka posting fashion style-nya. Nah, saya juga mem-posting gaya busana saya di blog, karena blog ini sekaligus berfungsi sebagai etalase produk kita, lanjutnya.
Desain-desain manis, cute dan feminin yang ditawarkan Ghaida menarik minat banyak konsumen. Saat ini, penjualan produk Ghaida bisa menembus angka 600 piece baju per bulannya. Apakah Ghaida juga memanfaatkan jamaah orangtuanya sebagai target market? Oh, tidak sama sekali. Pangsa pasar brand saya sangat berbeda dengan santriwati Aa Gym. Muslimah di Daarut Tauhid kebanyakan busananya mirip gaya Ibu (Teh Ninih). Kalau baju yang saya bikin lebih menyasar anak muda yang suka produk girlie and cute, ucap ibu muda berputra 3 ini.
GDAs Gallery
Jl. Geger Kalong Girang 30D Bandung 40154

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makin Bangga Jadi Blogger Zaman Now!

Realita Psikologi

Aturan Sosial