Self Talk

Sejak duluuuu kala, saya sering banget melakoni self talk. Ngomong ama diri sendiri 😎😎

Kadang bener-bener dialog dengan my other self, kadang juga berupaya untuk mindfull, merasakan ketenangan dan berbincang dengan diri ini.

Yap, makin tua dewasa, ternyata tantangan hidup kian membludak yakkk 😊 Macam-macam sumbernya, bisa dari karir, keuangan, anak, persaudaraan, cem macem dah.

Terkadang, monolog yang saya lakukan membantu untuk berpikir jernih. Mengurai apa saja hal-hal yang selama ini nangkring di otak dan bercokol dalam kalbu.



Belakangan ini, ada sejumlah hal yang muterrrr melulu di kepala eikeh. Aselik, bikin overthinking maksimal. Apa saja? Let’s get started!

(1). Apa sih yang bikin kamu pusing ra uwis-uwis?

(2). Kira-kira kenapa aku menjauh dari jalan yang dirdhoi Illahi?

(3). Apa solusi yang bisa aku jalankan?

 

Nah, ndilalah beberapa waktu lalu, aku nyimak channel YouTube yang diampu Ust Oemar Mita. Tema yang diusung: “Kapan seseorang confirmed jadi Budak Dunia?”

Berdasarkan penjelasan dari Ustadz Oemar Mita, seseorang disebut Budak Dunia, ketika menjadikan SELURUH aktivitasnya, diniatkan hanya untuk mendapatkan dunia. Seluruh aktivitas, mencakup yang bersifat mubah maupun ibadah.

Jadi begini. Dalam urusan mubah, kita boleh/ justru diperintahkan cari karunia Allah yang disebarkan di muka bumi.

Kalau sudah selesai sholat, bertebaranlah kamu di muka bumi… Ini dalam perkara mubah, silakan kerja/berikhtiar. Niatkan untuk tegakkan tulang kita, untuk beribadah kepada Allah. Cari rezeki supaya tidak membebani orang lain.

Kalau ciri orang tersengat budak dunia, indikatornya: Semua kegiatan MUBAH dan IBADAH semua diniatkan untuk urusan dunia. Kualitas ibadah jadi rusak…. Karena ibadah yang seharusnya diniatkan untuk Allah, menjadi dangkal karena orientasinya untuk dunia.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berdaya dan Berkarya Bareng Komunitas IIDN

Bersyukur

Membincang Kematian Bersama Ananda